JUMLAH RAKAAT DAN MANFAAT SHALAT TARAWIH
JUMLAH RAKAAT DAN MANFAAT SHALAT TARAWIH |
Salat Tarawih (kadang-kadang disebut Teraweh atau Taraweh) adalah salat sunnat yang dilakukan khusus hanya pada bulan ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan salat sunnat ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid. Fakta menarik tentang salat ini ialah bahwa rasulullah hanya pernah melakukannya secara berjama'ah dalam 3 kali kesempatan. Disebutkan bahwa rasulullah SAW kemudian tidak melanjutkan pada malam-malam berikutnya karena takut hal itu akan menjadi diwajibkan kepada ummat muslim (lihat sub seksi hadits tentang Tarawih).
Shalat tarawih merupkan shalat sunah malam yang dikerjakan hanya pada bulan Ramadhan, sholat ini boleh dikerjakan sendiri atau berjama’ah. Waktu shalat tarawih boleh dikerjakan di awal malam atau dipertengahan maupun di akhirnya, baik sebelum tidur maupun sesudah tidur. Tegasnya, shalat tarawih adalah shalat malam di bulan Ramadhan.
Jadi Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dilakukan di malam hari setelah shalat fardhu Isya pada setiap malam bulan Ramadhan yang lebih utama dilakukan secara berjamaah namun bisa juga dilakukan secara sendirian. Sekali lagi, shalat tarawih ini lebih diutamakan untuk selalu berjamaah karena dapat memperoleh pahala yang berlipat ganda. Shalat sunnah tarawih hukumnya adalah sunnah muakkad yaitu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan dibulan suci ramadhan.
Shalat
Tarawih hukumnya adalah sunnah muakkad. Mengenai bilangan rakaatnya, Ibnu
‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya shalat malam tidak memiliki
batasan jumlah raka’at tertentu. Shalat malam adalah shalat sunnah yang
dianjurkan. Siapa saja boleh mengerjakan sedikit raka’at. Siapa yang mau juga
boleh mengerjakan dengan jumlah raka’at yang banyak.” (At Tamhid, 21/70).
Sedangkan
Rasulullah SAW bersabda : “Shalat malam adalah dua rakaat dua rakaat“. (HR.
Bukhari no. 990 dan Muslim no. 749)
Dari
Aisyah bahwa Rasulullah s.a.w. pada suatu malam (di bulan Ramadhan) mendirikan
sholat, lalu datang orang-orang pada berikutnya (ingin sholat bersama beliau).
Kemudian datanglah malah ketiga atau keempat dan orang-orang pun sudah
berdatangan, namun beliau tidak keluar. Saat pagi datang beliau bersabda:”Aku
telah melihat yang kalian lakukan, dan aku tidak keluar karena aku takut sholat
itu nantinya diwajibkan kepada kalian”. (H.R. Muslim).
Dari
Abdurrahman bin al-Qari berkata” suatu malam di bulan Ramadhan aku berjalan
bersama Umar bin Khattab melihat-lihat masjid, lalu beliau melihat orang-orang
berbeda-beda dalam mendirikan sholat (sunnah), sebagian sholat sendiri,
sebagian sholat bersama kelompok kecil. Lalu Umar berkata: “Aku melihat
seandainya mereka dikumpulkan di belakang satu qari (pembaca Qur’an) tentu
lebih baik. Lalu beliau menganjurkan agar semua sholat di belakang Ubay bin
Ka’ab. Kemudian aku keluar bersama Umar pada malam lain dan orang-orang
sudah sholat berjamaah di belakang imam satu, lalu Umar berkata:”Inilah
sebaik-baik bid’ah, dan sholat yang mereka tinggalkan untuk tidur tetap lebih
baik dibandingkan dengan sholat yang mereka dirikan” (maksudnya sholat malam di
akhir malam lebih utama dibandingkan dengan sholat di awal waktunya). R.
Bukhari dan Muslim.
Hadist
di atas merupakan salah satu dalil sholat tarawih. Tarawih merupakan kata
plural dari raahah yang artinya istirahat. Konon disebut sholat
tarawih karena pada saat umat Islam melaksanakan sholat tersebut secara
berjamaah, mereka malakukan istirahat setiap dua kali salam. Sholat
tarawih hukumnya sunnah muakkadah pada malam bulan suci Ramadhan.
Rakaat
Sholat Tarawih
Ibnu
Taimiyah rahimahullah berkata, “Semua jumlah raka’at di atas (dengan 11, 23
raka’at (plus witir) atau lebih dari itu, -pen) boleh dilakukan. Melaksanakan
shalat malam di bulan Ramadhan dengan berbagai macam cara tadi itu sangat
bagus. Dan memang lebih utama adalah melaksanakan shalat malam sesuai dengan
kondisi para jama’ah. Kalau jama’ah kemungkinan senang dengan raka’at-raka’at
yang panjang, maka lebih bagus melakukan shalat malam dengan 8 raka’at ditambah
dengan witir 3 raka’at, sebagaimana hal ini dipraktekkan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam sendiri di bulan Ramdhan dan bulan lainnya. Dalam kondisi
seperti itu, demikianlah yang terbaik. Namun apabila para jama’ah tidak mampu
melaksanakan raka’at-raka’at yang panjang, maka melaksanakan shalat malam
dengan 20 raka’at itulah yang lebih utama. Seperti inilah yang banyak
dipraktekkan oleh banyak ulama. Shalat malam dengan 20 raka’at adalah jalan
pertengahan antara jumlah raka’at shalat malam yang sepuluh dan yang empat
puluh.
Ada juga
pendapat yang mengatakan bahwa pelaksanaan sholat tarawih adalah mengacu pada
sholat malam Rasulullah. Pendapat ini diikuti beberapa ulama mutaakhiriin
(Ulama Kurun Terakhir). Jumlah rakaat shalat malam yang dilakukan Rasulullah
adalah sebagai berikut :
1. 11 rakaat terdiri dari 4 rokaat x 2 + 3 rakaat witir.
Ini sesuai dengan hadist A’isyah yang diriwayatkan Bukhari.
2. 11 rakaat terdiri dari 4 rokaat x 2 + 2 rakaat witir +
1 witir. Ini sesuai dengan hadist Ai’syah riwayat Muslim.
3. 11 rakaat terdiri dari 2 rokaat x 4 & 2 rakaat
witir + 1 witir. Ini juga diriwayatkan oleh Muslim.
4. Ada juga riwayat Ibnu Hibban yang mengatakan 8 rakaat
+ witir.
5. Ada juga riwayat yang mengatakan 13 rakaat termasuk
witir.
Imam
Malik dalam Muwatta’ meriwayatkan 11 rakaat. Riwayat lain mengatakan setiap
rakaat membaca 200 ayat sehingga para sahabat ada yang berpegangan tongkat
karena panjangnya sholat. Riwayat Muhamad Yusuf mengatakan 13 rakaat. Riwayat
Saib bib Yazid mengatakan 20 rakaat. Riwayat lain dari Abu Yusuf mengarakan 21
rakaat. Yazin bin Ruman mengatakan:”Orang-orang mendirikan sholat pada zaman
Umar sebanyak 23 rakaat. Riwayat Dawud bin Qais mengatakan: Aku melihat
orang-orang pada masa Aban dan Utsman dan Umar bin Adbul Aziz melaksanakan
sholat tarawih sebanyak 36 rakaat dan melakukan witir 3 rakaat. Inilah yang
menjadi salah satu pendapat imam Malik. Riwayat dari Syafi’I mengatakan:”Aku
melihat orang-orang sholat Tarawih di Madina sebanyak 39 rakaat dan di Makkah
23 rakaat. Tirmidzi mengatakan bahwa riayat paling banyak tentang rakaat
tarawih adalah 41 rakaat termasuk witir.
Pendapat
Empat Madzhab:
Madzhab
Maliki, Syafi’I dan Hanbali melaksanakan shoalt Tarawih dengan 20 rakaat. Imam
Nawawi dalam al-Majmu’ menjelaskan bahwa landasan yang digunakan adalah riwayat
sahih dari Saib bin Yazid yang mengatakan bahwa sholat Tarawih pada zaman Umar
r.a. dilaksanakan 20 rakaat. Madzhab Maliki melaksanakan sebanyak 39 rakaat
sesuai riwayat ahli Madinah. Sebagaimana diketahui madzhab Maliki menganggap
tindakan ahli Madinah merupakan dalil yang bisa dijadikan landasan.
Pelaksanaan
sholat tarawih di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi saat ini tetap mengacu
kepada pendapat madzhab resmi pemerintah Saudi Arabia, yaitu Hanbali dengan
pelaksanaan sebanyak 20 rakaat. Namun pada malam ke-20 Ramadhan hingga akhir
bulan, di kedua masjid agung tersebut juga dilaksanakan sholatqiyamullail sebanyak
10 rakaat dimulai sekitar pukul 12 malam hingga menjelang sahur. Dengan jumlah
solatnya sebanyak 30 rakaat plus 3 rakaat witir. Pelaksanaan sholat qiyamullail
ini tidak jauh berbeda dengan tarawih, hanya ayat yang dibaca lebih panjang sehingga
masa sholat juga lebih lama.
Cara
mengerjakan shalat Tarawih :
Shalat
Tarawih ini dikerjakan seperti shalat biasa lainnya baik mengenai bacaannya
maupun gerakan-gerakannya dan pada setiap dua rakaatnya ditutup dengan salam.
Setelah selesai shalat Tarawih lalu diteruskan shalat Witir, sekurang-kurangnya
satu rakaat tetapi pada umumnya dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam atau
satu salam.
Adapun
surat yang dibaca sesudah Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat boleh surat apa saja
yang dikehendaki, tetapi di utamakan pada setiap rakaat yang kedua sesudah
membaca surat Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlash.
Bacaan
niat shalat Tarawih :
Artinya
:
“Aku
niat Shalat Tarawih dua rakaat (jadi imam/ma’mum) karena Allah Ta’ala“
Manfaat
dan Keutamaan Shalat Tarawih :
Seperti
yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dan diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib
yang dikutip dari kitab Durratun Nasihin, berikut ini adalah keutamaan dan
hikmah shalat Tarawih :
Malam
ke 01 : Siapa yang shalat Tarawih pada malam pertama dihapus dosa seorang
Mu’min seperti ketika ia di lahirkan.
Malam
ke 02 : Shalat Tarawih pada malam kedua di ampuni dosa dirinya dan kedua orang
tuanya, jika keduanya Mu’min.
Malam
ke 03 : Malaikat berseru dari ‘Arsy ” Telah diangkat amal dan dosanya yang
telah lalu dan di ampuni oleh Allah SWT.
Malam
ke 04 : Baginya mendapat pahala, seperti pahala membaca Kitab Taurat, Zabur,
Injil dan AlQur-an.
Malam
ke 05 : Allah SWT memberinya pahala seperti pahala Sholat di Masjidil Haram,
Masjid Madinah dan Masjid Aqsho.
Malam
ke 06 : Allah SWT memberinya pahala Thawaf di Baitul Makmur dan di mintakan
ampun baginya oleh setiap batu benda.
Malam
ke 07 : Seumpama pahala yang di peroleh nabi Musa A.S dan penolong dari
kejahatan Fir’aun dan Hamman.
Malam
ke 08 : Allah SWT memberikannya pahala seperti pahala apa yang diberikan kepada
Nabi Ibrohim AS.
Malam
ke 09 : Seumpama pahala Ibadah nabi Muhammad SAW.
Malam
ke 10 : Allah SWT memberinya Rizki dan kebaikan di dunia dan akhirat.
Malam
ke 11 : Apabila Ia meninggal dunia, seperti dilahirkan dari Ibunya.
Malam
ke 12 : Ia datang pada hari kiamat kelak dengan wajah berseri-seri seperti
bulan purnama.
Malam
ke 13 : Ia datang pada hari kiamat, selamat dari kejahatan (kejelekan).
Malam
ke 14 : Malaikat pada menyaksikan bahwa sesungguhnya orang tersebut telah
Sholat Tarawih maka pada hari kiamat kelak Allah SWT tidak akan menghisabnya.
Malam
ke 15 : Para malaikat bersholawat kepadanya dan menjaga di ‘Arsy dan kursi.
Malam
ke 16 : Allah SWT mencatat baginya akan di bebaskan dari api neraka dan masuk
surga.
Malam
ke 17 : Diberikannya pahala seperti pahala para nabi.
Malam
ke 18 : Satu Malaikat berseru : ” Hai Hamba Allah bahwasanya Allah SWT telah
meridhoi kamu dan ke dua orang tuamu.
Malam
ke 19 : Allah SWT akan mengangkat ke surga firdaus.
Malam
ke 20 : Allah SWT memberikan pahala para Syuhada dan orang-orang Sholeh.
Malam
ke 21 : Allah SWT membuatkan baginya sebuah istana di surga dari cahaya.
Malam
ke 22 : Pada hari kiamat nanti, selamat dari kesulitan dan kesusahan.
Malam
ke 23 : Allah SWT membangunkan baginya sebuah kota di surga. Malam ke 24 : Dua
puluh empat (24) permintaanya di kabulkan oleh Allah SWT.
Malam
ke 25 : Allah SWT mengangkatnya dari siksaan kubur.
Malam
ke 26 : Allah SWT mengangkatnya baginya pahala empat puluh tahun (40 thn).
Malam
ke 27 : Ia akan melewti jembatan Shirotul Mustaqim pada hari kiamat kelak
seperti kilat menyambar.
Malam
ke 28 : Allah SWT mengangkat baginya seribu (1000) derajat di surga.
Malam
ke 29 : Allah SWT memberikan pahala seribu (1000) haji yang makbul.
Malam
ke 30 : Allah SWT berfirman : Hai Hambaku, makanlah buah-buahan di dalam surga
dan mandilah engkau dengan air Salsabil dan minumlah dari telaga kautsar, Aku
tuhanmu dan engkau hamba-Ku.
Semoga
dibulan puasa Ramadhan yang penuh berkah ini, kita bisa melaksanakan shalat
Tarawih dengan sempurna sampai akhir ramadhan. Salam dan selamat membaca tata
cara shalat Tarawih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar