Latest

KEUTAMAAN RAMADHAN DAN SYARAT SYARAT SAH PUASA RAMADHAN

KEUTAMAAN RAMADHAN DAN SYARAT SYARAT SAH PUASA RAMADHAN 
Bulan Ramadhan merupkan bulan dimana setiap muslim dan muslimah diwajibkan untuk berpuasa satu bulan penuh (puasa ramadhan). Apa yang dimaksud puasa Ramadhan ? Secara umum, Pengertian Puasa Ramadhan adalah puasa yang wajib dilaksanakan pada bulan Ramadhan oleh setiap umat Islam diseluruh dunia.  Puasa Ramadhan merupakan puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan yang jumlah harinya antara 29 dan 30 hari dalam puasa. 

Sebagaimana diketahui pengertian puasa terbagi atas dua yaitu secara bahasa dan secara istilah. Pengertian puasa menurut bahasa atau istilah adalah menahan diri dari sesuatu. Sedangkan pengertian puasa menurut istilah adalah menahan diri dari segala perbuatan yang membatalkan puasa seperti makan, minum, muntah dengan sengaja, hubungan suami istri, onani dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Apa sajaq Keutamaan Bulan Ramadhan?. Berikut ini beberapa penjelasan terkait Keutamaan Bulan Ramadhan. 


1. Bulan Ramadhan merupakan Bulan Diturunkannya Al-Qur’an

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih  sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al-Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah [2] : 185)

Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan,”(Dalam ayat ini) Allah ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ‘alaihimus salam.” (Tafsirul Qur’anil Adzim, I/501, Darut Thoybah)

2. Pada Bulan Ramadahan Setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Muslim)
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan,”Pintu-pintu surga dibuka pada bulan ini karena banyaknya amal saleh dikerjakan sekaligus untuk memotivasi umat islam untuk melakukan kebaikan. Pintu-pintu neraka ditutup karena sedikitnya maksiat yang dilakukan oleh orang yang beriman. Setan-setan diikat kemudian dibelenggu, tidak dibiarkan lepas seperti di bulan selain Ramadhan.” (Majalis Syahri Ramadhan, hal. 4, Wazarotul Suunil Islamiyyah)

Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan

Pada bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah -yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan- saat diturunkannya Al Qur’anul Karim.
Allah ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ – وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ – لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr [97] : 1-3)

Dan Allah ta’ala juga berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan [44] : 3)

Ibnu Abbas, Qotadah dan  Mujahid mengatakan bahwa malam yang diberkahi tersebut adalah malam lailatul qadar. (Lihat Ruhul Ma’ani, 18/423, Syihabuddin Al Alusi)


3. Bulan Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Doa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ

Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazaar sebagaimana dalam Mujma’ul Zawaid dan Al Haytsami mengatakan periwayatnya tsiqoh/terpercaya. Lihat Jami’ul Ahadits, Imam Suyuthi)

Apa saja syarat-syarat sah Puasa Ramadhan ? Berikut ini syarat sah puasa ramadhan menurut ajaran Islam, yakni:
1.   Islam
2.   Baligh
3.   Berakal 
4.   Mukim
5.   Sehat. 
6.   Tidak dalam keadaan haidh atau nifas.  

Selain harus memenuhi syarat-syarat Puasa Ramadhan di atas, sahnya puasa ramdahan juga harus rukun puasa. Adapun Rukun Puasa adalah1)  Niat, puasa dianggap tidak sah tanpa disertai dengan niat yang dilakukan di malam hari sebelum terbitnya fajar. Sebagaimana sabda  Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :  "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya" HR. Bukhori dan Muslim. 2)   Menahan diri dari hal hal yang bisa membatalkan puasa, seperti makan, minum, Melakukan hubungan suami ister, mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Lalu siapa saja yang diperbolehkan berbuka pada bulan Ramadhan? Hal hal yang membolehkan seseorang untuk berbuka puasa :
1.   Safar
2.   Sakit. 
3.   Mengandung dan menyusui.
4.   Jompo, atau usia lanjut. 
5.   Kehausan dan kelaparan, yang melampaui batas

Hal hal yang disunnahkan dalam berpuasa :
1.   Sahur walaupun dengan seteguk air, 
2.   Menyegerakan berbuka. 
3.   Berdo'a ketika akan berbuka.
4.  Menahan anggota tubuh untuk tidak melakukan hal hal yang bisa mengurangi pahala puasa. 
5.   Berusaha untuk mandi janabah atau mandi setelah haidh atau nifas sebelum fajar, agar puasanya sejak pagi sudah dalam keadaan suci, walaupun jika mandinya dilakukan setelah fajar tetap puasanya dianggap sah.
6.   Memberi makan pada orang lain untuk berbuka puasa, baik makanan ringan, minuman atau lainnya, walaupun yang lebih utama adalah yang mengenyangkan. 
7.   I'tikaf, terutama pada sepuluh hari yang terakhir di bulan Ramadhan.

Hal hal yang dimakruhkan ketika berpuasa :
1.   Puasa wishol (dua hari bersambung tanpa berbuka). 
2.   Melakukan hubungan mesra dengan istri yang dikhawatirkan dapat membatalkan puasa. 
3.   Berlebih lebihan dalam melakukan hal yang  mubah, seperti mencium wangi wangian disiang hari bulan Ramadhan.
4. Mencicipi makanan, karena dikhawatirkan bisa tertelan dan bisa tercampur ludah yang kemudian tertelan.
5. Berkumur dan istinsyaq (menghirup air dengan hidung) secara berlebihan, karena dikhwatirkan bisa tertelan yang mengakibatkan puasanya menjadi batal.

Hal hal yang bisa membatalkan puasa :
Hal hal yang membatalkan puasa dan mengharuskan untuk qodho: 
1.  Makan dan minum dengan sengaja, jika makan dan minum itu dilakukan tidak dengan sengaja, seperti lupa atau dalam paksaan, maka tidak membatalkan puasa, dan tidak mengharuskan untuk diqodho. "Barang siapa yang lupa sedangkan ia sedang berpuasa, kemudian ia makan atau minum, maka teruskan puasanya, karena ia telah diberi makanan dan minuman oleh Allah  swt." (HR Jamaah)
2.  Minuman atau obat obatan yang bisa berfungsi seperti makanan, seperti infus, vitamin, dan lainnya. 
3.   Muntah dengan sengaja, jika muntah tanpa sengaja maka puasanya tidak batal, dan tidak wajib diqodho. 
4. Haidh dan nifas walaupun sedikit dan terjadi sesaat menjelang terbenamnya matahari.
5.  Istimna', yaitu mengeluarkan air mani dengan sengaja, baik dengan onani, menghayal, atau mencium istrinya.
6.   Memasukkan sesuatu yang bukan makanan pokok melalui lobang yang bisa sampai pada perut besar, seperti gula, garam, mentega, dan lain lain.
7.  Makan, minum dan melakukan hubungan suami isteri dengan meyakini bahwa matahari sudah terbenam atau fajar belum terbit, ternyata sebaliknya, matahari belum terbenam atau fajar sudah terbit. Dalam keadaan seperti ini batallah puasa dan baginya wajib mengqodhonya di kemudian hari.

Yang membatalkan puasa dan mengharuskan qodho dan kaffarah Jima' atau melakukan hubungan suami isteri di siang hari bulan  Ramadhan, dengan sengaja, walaupun tanpa mengeluarkan air mani, dan kewajiban ini berlaku bagi keduanya, laki laki dan wanita. 

Seperti yang terjadi pada seorang badui yang datang pada Nabi dan menceritakan bahwa ia telah melakukan hubungan suami istri, maka kemudian Nabi mewajibkan ia untuk membayar kaffarah, yaitu secara berurutan; memerdekakan budak, jika  tidak mampu puasa dua bulan berturut turut, dan jika tidak mampu memberi makan 60 orang miskin. (HR. Jama'ah dari Abi Hurairah. Lihat : Nailul Author 4/214)


Puasa ramadhan, dilakukan bukan hanya bertujuan untuk menahan lapar dn haus, akan tetapi dengan berpuasa ramadhan seseorang yang melakukan harus benar -benar mampu menahan dan mengendalikan hawa nafsunya. Serta harus menjalankan ibadah yang menjadi kewajibannya juga, seperti shalat, zakat, dzikir, membaca al-qur’an, membantu antar sesama dan berbuat baik kepada sesama apapun itu bentuknya. Dan tujuan utama dari melakukan puasa yaitu supaya orang tersebut dapat menjadi seseorang yang bertaqwa 

Jika puasa ramadham ditujukan menjadi seseorang yang bertaqwa  makah hikmah dan manfaat dari menjalankan puasa ramadhan bagi yang menjalankannya adalah:
1. Melatih diri Untuk menjadi pribadi yang Lebih tabah dan sabar
2. Tercapainya derajat ketaqwaan seseorang 
3. Melatih seseorang menjadi lebih menghargai waktu ( lebih disiplin ) 
4. Melatih seseorang menjadi lebih Bersyukur 
5. Menjadikan seseorang Lebih pedulli terhadap sesama 
6. Mempererat silaturahmi
7. Semua hal yang dilakukan adalah ibadah 
8. Membiasakan diri untuk berhati – hati dalam berbuat 
9. Melatih diri untuk Hidup sederhana
10. Menunjukkan Keseimbangan Hidup
11. Setiap ibadah , memiliki tujuan 
12. Menjadi pribadi yang lebih baik
13. Hikmah puasa dalam bidang kesehatan 


Begitu banyak hikmah dari menjalankan ibadah puasa ramadhan. Jadi, masa iya kita akan menyianyiakan kesempatan emas untuk mendapat pahala serta mendapat tubuh yang sehat. Tentu tidak bukan? atau adakah yang masih bermalas – malasan untuk tidak mengerjakan puasa ramadhan serta kewajiban yang lain? Jika masih ada, berarti anda menginginkan menjadi orang yang rugi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar